Minggu, 03 April 2016

Cara Menggunakan Urinal Untuk Berkemih

Cara Menggunakan Urinal Untuk Berkemih

Cara Menggunakan Urinal Untuk Berkemih -  Baiklah saya akan menjelaskan atau menyambungkan apa yang telah saya tulis pada artikel sebelumnya yaitu tentang Cara Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi, dan di artikel tersebut saya menulis akan menyambungkan nya pada artikel selanjutnya, baiklah tidak perlu berbasa-basi lebih banyak lagi saya langsung saja akan menyambungkan artikel tersebut, yaitu saya akan melanjutkan lagi Cara Menggunakan Urinal Untuk Berkemih, baiklah langsung saja iya simak artikel ini dengan baik karena kalian akan mendapatkan banyak ilmu yang lebih.

Tindakan ini adalah membantu klien yang tidak mampu berkemih secara mandiri di kamar kecil sehingga harus memenuhi kebutuhan berkemih dengan menggunakan urinal.

Tujuannya


Memenuhi kebutuhan eliminasi perkemihan.


Alat Dan Bahannya


1. Urinal
2. Pengalas
3. Tisu

Prosedur Kerjanya


1. Jelaskankan dulu jangan lupa prosedur nya kepada pasien.
2. Dan juga setelah itu jangan lupa mencuci tangan.
3. Pasang alas urinal di bawah glutea.
4. Lepas pakaian bawah pasien.
5. Letakkan urinal di bawah bokong (untuk wanita) atau di antara kedua paha dengan ujung penis masuk kelubang urinal (untuk pria).
6. Anjurkan pasien untuk berkemih.
7. Setelah selesai, bersihkan dengan tisu kamar mandi.
8. Rapikan alat-alat.
9. Cuci tangan, catat prosedur, warna dan jumlah urine.

Begitulah caranya Cara Menggunakan Urinal Untuk Berkemih sangat mudah sekali bukan, tetapi ini hanya di praktekkan hanya untuk orang-orang professional aja seperti perawat di rumah sakit, tetapi saya menjelaskan nya hanya untuk menambah-nambah ilmu kalian saja iya.

Terimakasih atas kunjungan dan sudah membaca artikel tentang Cara Menggunakan Urinal Untuk Berkemih, semoga bermanfaat bagi anda.

Baca juga tentang : Cara Pemberian Caira Melalui Infusentang :

Sabtu, 02 April 2016

Cara Evakuasi Feses Secara Manual

Cara Evakuasi Feses Secara Manual

Cara Evakuasi Feses Secara Manual - Baiklah saya akan menjelaskan atau menyambungkan apa yang telah saya tulis pada artikel sebelumnya yaitu tentang Cara Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi, dan di artikel tersebut saya menulis akan menyambungkan nya pada artikel selanjutnya, baiklah tidak perlu berbasa-basi lebih banyak lagi saya langsung saja akan menyambungkan artikel tersebut, yaitu saya akan melanjutkan lagi Cara Evakuasi Feses Secara Manual, baiklah langsung saja iya simak artikel ini dengan baik karena kalian akan mendapatkan banyak ilmu yang lebih.

Prosedur ini merupakan tindakan memasukkan jari ke dalam rectum pasien. Tindakan ini digunakan untuk mengambil atau menghancurkan massa feses sekaligus mengeluarkannya. Indikasi tindakan ini adalah bila massa feses terlalu besar dan pemberian enema tidak berhasil, konstipasi pada lansia.


Tujuannya


Mengatasi impaksi fekal (pengerasan feses) yang tidak dapat dilakukan dengan enema).

Alat Dan Bahannya


1. Sarung tangan
2. Minyak pelumas / jeli
3. Alat penampung atau pispot
4. Pengalas


Prosedur Kerjanya


1. Jelaskan dulu prosedur  sebelum melakukan prosedur.
2. Dan juga jangan lupa mencuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan dan beri minyak pelumas atau jeli pada jari telunjuk. Atur posisi atau miring dengan lutut fleksi.
4. Masukkan jari ke dalam rectum dan dorong dengan perlahan sepanjang dinding rectum ke arah massa feses yang impaksi.
5. Secara perlahan lunakkan massa dengan masase deearah feses yang impaksi (arahkan jari pada inti yang keras).
6. Berikan pispot bila terasa ingin defekasi atau bantu ke toilet.
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
8. Catat jumlah feses yang keluar, warna, kepadatan (impaksi), serta respon pasien terhadap prosedur.

Begitulah caranya Cara Evakuasi Feses Secara Manual sangat mudah sekali bukan, tetapi ini hanya di praktekkan hanya untuk orang-orang professional aja seperti perawat di rumah sakit, tetapi saya menjelaskan nya hanya untuk menambah-nambah ilmu kalian saja iya.

Terimakasih atas kunjungan dan sudah membaca artikel tentang Cara Evakuasi Feses Secara Manual, semoga bermanfaat bagi anda.

Baca juga tentang : Cara Huknah Tinggi

Kamis, 31 Maret 2016

Cara Pemberian Gliserin Per Rektal

Cara Pemberian Gliserin Per Rektal

Cara Pemberian Gliserin Per Rektal - Baiklah saya akan menjelaskan atau menyambungkan apa yang telah saya tulis pada artikel sebelumnya yaitu tentang Cara Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi, dan di artikel tersebut saya menulis akan menyambungkan nya pada artikel selanjutnya, baiklah tidak perlu berbasa-basi lebih banyak lagi saya langsung saja akan menyambungkan artikel tersebut, yaitu saya akan melanjutkan lagi Cara Pemberian Gliserin Per Rektal, baiklah langsung saja iya simak artikel ini dengan baik karena kalian akan mendapatkan banyak ilmu yang lebih.

Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin. Tindakan ini dapat dilakukan untuk merangsang peristaltic usus sehingga pasien dapat defekasi (khususnya pada pasien yang mengalami sembelit) dan juga dapat lingkungan untuk persiapan operasi.

Tunjuannya


1. Merangsang buang air besar dengan merangsang peristiltik usus.
2. Mengosongkan usus yang digunakan sebelum tindakan pembedahan.

Alat Dan Bahannya


1. Spuit gliserin
2. Gliserin dalam tempatnya
3. Bengkok
4. Pengalas
5. Sampiran
6. Sarung tangan
7. Tisu

Prosedur Kerjanya


1. Pertama jelaskan dulu prosedur pada pasien.
2. Terus jangan lupa cuci tangan sebelum melakukan prosedur.
3. Atur ruangan, tutup pintu bila pasien dalam ruang rawat pribadi dan pasang sampiran bila pasien di rawat dalam bangsal umum.
4. Atur posisi pasien (miring ke kiri).
5. Pasang pengalas di area glutea.
6. Siapkan bengkok di dekat pasien.
7. Spuit diisi gliserin 10-20 cc.
8. Gunakan sarung tangan.
9. Masukkan gliserin perlahan ke dalam anus dengan cara tangan kiri meregangkan daerah anus, tangan kanan memasukkan spuit ke dalam anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan ke depan dan anjurkan pasien bernafas dalam.
10. Setelah selaesai, cabut dan memasukkan spuit ke dalam bengkok. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot bila pasien tidak mampu ke toilet. Kemudian bersihkan daerah perineum dengan air hingga bersih lalu keringkan dengan tisu.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
12. Catat jumlah feses, warna, konsisten, dan respon pasien.

Begitulah caranya Cara Pemberian Gliserin Per Rektal sangat mudah sekali bukan, tetapi ini hanya di praktekkan hanya untuk orang-orang professional aja seperti perawat di rumah sakit, tetapi saya menjelaskan nya hanya untuk menambah-nambah ilmu kalian saja iya.

Terimakasih atas kunjungan dan sudah membaca artikel tentang Cara Pemberian Gliserin Per Rektal, semoga bermanfaat bagi anda.

Baca juga tentang : Cara Huknah Rendah

Rabu, 30 Maret 2016

Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Dalam Agama Islam

Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Dalam Agama Islam


Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Dalam Agama Islam – hay kawan-kawan semua pada ngapain aja, pasti sekarang lagi bacain artikel saya bukan, ya iya lah ngapain lagi emang, baiklah pada artkel kali ini saya akan menjelaskan tentang Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Dalam Agama Islam bagaimana menurut kalian.

Sebelumnya saya juga sudah pernah membahas tentang Ilmu Kesehatan Lingkungan ini tetapi bukan menurut dalam agama islam melainkan menurut WHO dan para ahli-ahli lainnya.

Simak terus iya persiapkan diri kalian iya kawan fokuskan pikiran kalian dan hati kalian untuk membaca artikel ini sejenak biar cepat lebih paham, karena artikel atau informasi kali ini agak panjang sedikit, saya mohon saya kalian untuk meluangkan waktu kalian sejenak untuk membaca artikel ini, karena pada artikel ini sangat banyak sekali manfaatnya dan ilmu pengetahuan untuk kalian iya.

Baiklah langsung saja kita bahas oke

Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Dalam Agama Islam


Islam mengajarkan bahwa umatnya untuk melindungi dan menjaga alam dan lingkungan sekitar nya. Pada masa kekhalifahan, peradaban Islam di Semenanjung Arab memiliki dan menjaga kawasan konservasi yang disebut Hima.  Hima merupakan zona yang tak boleh disentuh atau digunakan untuk apapun bagi kepentingan manusia. Tempat tersebut digunakan sebagai konservasi alam, baik untuk kehidupan binatang liar maupun tumbuh-tumbuhan sekitar.

Sebelum ajaran Islam turun, pada saat itu masyarakat Arab juga telah mengenal  hima. Para era pra-Islam, hima sering digunakan untuk melindungi suku-suku nomaden tertentu dari musim kemarau yang panjang.  Hima yang cenderung subur karena mengandung banyak air dan rumput digunakan sebagi tempat menggembala ternak pada saat itu. Para pemimpin suku-suku nomaden yang cerdik menggunakan  hima untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.
Murut al-Shafi‘i, seorang ilmuwan Muslim di era keemasan, pada masa pra-Islam, hima digunakan sebagai alat untuk melakukan penindasan terhadap suku-suku lain.

Para sejarawan Muslim di masa kekhalifahan juga kerap mengupas masalah itu. Pada masa pra-Islam, hima berada dibawah perlindungan dewa suku-suku tertentu. Baik tumbuhan maupun binatang di dalam  hima sangat dilindungi. Sehingga binatang-bintang di dalam hima memiliki hak istimewa yakni berkeliaran sesuka hati mereka, merumput tanpa ada gangguan sama sekali oleh manusia.

Setelah datangnya agama Islam, konsep  hima sebagai tempat perlindungan binatang dan tumbuhan tetap dilestarikan. Para khalifah terus menyerukan dan mempraktikkan perlindungan terhadap  hima . Pada masa kejayaan Islam, para khalifah kerap mengatakan, setiap spesies binatang memiliki bangsanya sendiri.

Krisis lingkungan yang terjadi saat ini sebenarnya bersumber pada kesalahan fundamentalis-filosofis dalam pemahaman ataucara pandang manusia terhadap dirinya, alam, dan tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem. Kesalahan itu menyebabkan kesalahan pola perilaku manusia, terutama dalam berhubungan dengan alam.

Aktivitas produksi dan perilaku konsumtif gila-gilaan melahirkan sikap dan perilaku eksploitatif. Di samping itu, paham materialisme, kapitalisme, dan pragmatisme dengan kendaraan sains dan teknologi telah ikut mempercepat dan memperburuk kerusakan lingkungan.

Upaya untuk penyelamatan lingkungan telah banyak dilakukan baik melalui penyadaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholders), upaya pembuatan peraturan, kesepakatan nasional dan internasional, undang-undang maupun melalui penegakan hukum. Penyelamatan melalui pemanfaatan sains dan teknologi serta program-program teknis lain juga telah banyak dilakukan.

Islam mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya konservasi, penyelamatan, dan pelestarian lingkungan. Konsep Islam tentang lingkungan ini ternyata sebagian telah diadopsi dan menjadi prinsip ekologi yang dikembangkan oleh para ilmuwan lingkungan. Prinsip-prinsip ekologi tersebut telah pula dituangkan dalam bentuk beberapa kesepakatan dan konvensi dunia yang berkaitan dengan lingkungan. Akan tetapi, konsep Islam yang sangat jelas tersebut belum dimanfaatkan secara nyata dan optimal.

Maka, harus segera dilakukan penggalian secara komprehensif tentang konsep Islam yang berkaitan dengan lingkungan serta implementasi dan revitalisasinya. Konsep Islam ini kemudian bisa digunakan sebagai dasar pijakan (moral dan spiritual) dalam upaya penyelamatan lingkungan atau bisa disebut sebagai “teologi lingkungan”.

Sains dan teknologi saja tidak cukup dalam upaya penyelamatan lingkungan yang sudah sangat parah dan mengancam eksistensi dan fungsi planet bumi ini. Permasalahan lingkungan bukan hanya masalah ekologi semata, tetapi menyangkut teologi.


Pusat Perhatian


Pengertian “teologi” dalam konteks ini adalah cara “menghadirkan” dalam setiap aspek kegiatan manusia. Dalam bahasa lain, teologi dapat dimaknai sebagai konsep berpikir dan bertindak yang dihubungkan dengan “Yang Gaib” yang menciptakan sekaligus mengatur manusia dan alam.

Jadi, terdapat tiga pusat perhatian (komponen) bahasan yakni Tuhan, manusia, dan alam, yang ketiganya mempunyai kesatuan hubungan fungsi dan kedudukan. Jadi, teologi hubungan antara manusia dan alam dengan Tuhan adalah “konsep berpikir dan bertindak tentang lingkungan hidup yang mengintegrasikan aspek fisik (alam termasuk hewan dan tumbuhan), manusia dan Tuhan”

Realitas alam ini tidak diciptakan dengan ketidaksengajaan (kebetulan atau main-main) sebagaimana pandangan beberapa saintis barat, tetapi dengan rencana yang benar al-Haq (Q.S. Al-An’am: 73; Shaad: 27; Al-Dukhaan: 38-39). Oleh karena itu, menurut perspektif Islam, alam mempunyai eksistensi riil, objektif, serta bekerja sesuai dengan hukum yang berlaku tetap (qodar). Pandangan Islam tidak sebagaimana pandangan aliran idealis yang menyatakan bahwa alam adalah semu dan maya.

Pandangan Islam tentang alam (lingkungan hidup) bersifat menyatu (holistik) dan saling berhubungan yang komponennya adalah Sang Pencipta alam dan makhluk hidup (termasuk manusia). Dalam Islam, manusia sebagai makhluk dan hamba Tuhan, sekaligus sebagai wakil (khalifah) Tuhan di muka bumi (Q.S. Al-An’am: 165).

Manusia mempunyai tugas untuk mengabdi, menghamba (beribadah) kepada Sang Pencipta (Al-Kholik). Tauhid merupakan sumber nilai sekaligus etika yang pertama dan utama dalam teologi pengelolaan lingkungan.

Konsep lingkungan   


Asas keseimbangan dan kesatuan ekosistem hingga saat ini masih banyak digunakan oleh para ilmuwan dan praktisi lingkungan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan. Asas tersebut juga telah digunakan sebagai landasan moral untuk semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan lingkungannya. Akan tetapi, asas keseimbangan dan kesatuan tersebut masih terbatas pada dimensi fisik dan duniawiah dan belum atau tidak dikaitkan dengan dimensi supranatural dan spiritual terutama dengan konsep (teologi) penciptaan alam. Jadi, terdapat keterputusan hubungan antara alam sebagai suatu realitas dan realitas yang lain yakni yang menciptakan alam. Dengan kata lain, nilai spiritualitas dari asas tersebut tidak terlihat.

Islam merupakan agama (jalan hidup) yang sangat memerhatikan tentang lingkungan dan keberlanjutan kehidupan di dunia. Banyak ayat Alquran dan hadis yang menjelaskan, menganjurkan bahkan mewajibkan setiap manusia untuk menjaga kelangsungan kehidupannya dan kehidupan makhluk lain dibumi. Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan dan konservasi lingkungan (alam) menyatu tak terpisahkan dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid), syariah, dan akhlak.

Setiap tindakan atau perilaku manusia yang berhubungan dengan orang lain atau makhluk lain atau lingkungan hidupnya harus dilandasi keyakinan tentang keesaan dan kekuasaan Allah SWT. yang mutlak. Manusia juga harus bertanggung jawab kepada-Nya untuk semua tindakan yang dilakukannya.

Hal ini juga menyiratkan bahwa pengesaan Tuhan merupakan satu-satunya sumber nilai dalam etika. Bagi seorang Muslim, tauhid seharusnya masuk ke seluruh aspek kehidupan dan perilakunya. Dengan kata lain, tauhid merupakan sumber etika pribadi dan kelompok, etika sosial, ekonomi dan politik, termasuk etika dalam mengembangkan sains dan teknologi.

Di dalam ajaran Islam, dikenal juga dengan konsep yang berkaitan dengan penciptaan manusia dan alam semesta yakni konsep Khilafah dan Amanah. Konsep khilafah menyatakan bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini (khalifatullah fil’ardh).

Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam (rabbul’alamin).

Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya.

Manusia mempunyai hak atau diperbolehkan untuk memanfaatkan apa-apa yang ada di muka bumi (sumber daya alam) yang tidak melampaui batas atau berlebihan (Al-An’am: 141-142).
Manusia baik secara individu maupun kelompok tidak mempunyai hak mutlak untuk menguasai sumber daya alam yang bersangkutan istilah “penaklukan” atau “penguasaan” alam seperti yang dipelopori oleh pandangan barat yang sekuler dan materialistik tidak dikenal dalam Islam.

Islam menegaskan bahwa yang berhak menguasai dan mengatur alam adalah Yang Maha Pencipta dan Maha Mengatur yakni Rabbul Alamin. Hak penguasaannya tetap ada pada Tuhan Pencipta. Manusia wajib menjaga kepercayaan atau amanah yang telah diberikan oleh Allah tersebut. Dalam konteks ini, alam terutama bumi tempat tinggal manusia merupakan arena uji bagi manusia.

Agar manusia bisa berhasil dalam ujiannya, ia harus bisa membaca “tanda-tanda” atau” ayat-ayat” alam yang ditujukan oleh Sang Maha Pengatur Alam. Salah satu agar manusia mampu membaca ayat-ayat Tuhan, manusia harus mempunyai pengetahuan dan ilmu.

Lingkungan alam ini oleh Islam dikontrol oleh dua konsep (instrumen) yakni halal dan haram. Halal bermakna segala sesuatu yang baik, menguntungkan, menenteramkan hati, atau yang berakibat baik bagi seseorang, masyarakat maupun lingkungan.

 Sebaliknya segala sesuatu yang jelek, membahayakan atau merusak seseorang, masyarakat dan lingkungan adalah haram. Jika konsep tauhid, khilafah, amanah, halal, dan haram ini kemudian digabungkan dengan konsep keadilan, keseimbangan, keselarasan, dan kemaslahatan maka terbangunlah suatu kerangka yang lengkap dan komprehensif tentang etika lingkungan dalam perspektif Islam.

Konsep etika lingkungan tersebut mengandung makna, penghargaan yang sangat tinggi terhadap alam, penghormatan terhadap saling keterkaitan setiap komponen dan aspek kehidupan, pengakuan terhadap kesatuan penciptaan dan persaudaraan semua makhluk serta menunjukkan bahwa etika (akhlak) harus menjadi landasan setiap perilaku dan penalaran manusia.

Kelima pilar etika lingkungan tersebut sebenarnya juga merupakan pilar syariah Islam. Syariah yang bermakna lain as-sirath adalah sebuah “jalan” yang merupakan konsekuensi dari persaksian (syahadah) tentang keesaan Tuhan.

Itulah tentang Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Dalam Agama Islam mudah-mudahan menambahkan ilmu pengetahuan kalian iya setelah membaca artikel saya ini kawan.

Terimakasih atas kunjungan dan sudah membaca artikel tentang Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Dalam Agama Islam, semoga bermanfaat bagi anda.

Selasa, 29 Maret 2016

Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Who Dan Para Ahli Lainnya

Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Who Dan Para Ahli Lainnya

Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Who Dan Para Ahli Lainnya - Hay kawan-kawan semua apa kabar, sudah lama ini saya tidak menulis lagi karena lagi ada kesibukan iya, tetapi mungin mulai hari ini dan seterusnya saya akan usahakan untuk mengupdate dengan rutin iya untuk memberikan kalian informasi tentang kesehatan.

Baiklah tidak perlu panjang berbasa basi lagi iya, pada artikel kali ini saya tidak akan membahas tentang kebutuhan dasar manusia lagi iya, tetapi kita akan membahas tentang Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut WHO Dan Para Ahli Lainnya, mungkin bagi kalian yang belum tau kita akan membahas nya pada artikel kali ini iya.

Dan pada kali ini saya tidak akan membahas tentang Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut WHO saja tetapi juga akan saya bahas menurut para pakar ahli-ahli lainnya juga iya, baikklah langsung saja iya kawan.

Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut WHO


Kalian tau tidak apa itu kepanjangan dari WHO itu sendiri nanti jangan kita sudah jelaskan panjang lebar tetapi anda tidak tau apa itu kepanjangan dari WHO.

Jadi WHO itu sendiri kepanjangannya adalah World Health Organization kurang lebih bahasa Indonesia nya adalah Organisasi Kesehatan Dunia.

Jadi menurut WHO atau World Health Organization ilmu kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan  lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Nah, jadi itu lah kurang lebih ilmu kesehatan lingkungan menurut WHO atau World Health Organization.

Sekarang kalian sudah tau bukan ilmu kesehatan lingkungan itu menurut WHO atau World Health Organization.

Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Para Ahli


Sekarang saya juga akan member tau kalian tentang ilmu kesehatan lingkungan menurut para ahli-ahli lainya.

Dibawah ini ada 5 para ahli yang akan menjelaskan ilmu kesehatan lingkungan menurut para ahli lainnya, oke baikkla langusung saja iya.

1. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Menurut HAKLI Kesehatan Lingkungan itu adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

2. Prof.Dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Ph.D
Menurut Prof.Dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Ph.D Ilmu Kesehatan Lingkungan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti berbagai spesifikasi kehidupan bahan zat atau kekuatan di sekitar manusia yang menimbulkan ancaman atau berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat serta mencari upaya-uapaya pencegahannya.

3. Menurut dr. Azrul Azwar, MPH
Jadi menurut dr. Azrul Azwar, MPH Ilmu Kesehatan lingkungan merupakan bagian ilmu dari kesehatan masyarakat yang menitikberatkan  perhatiannya pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penialaian dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan ada hubungan atau berhubungan dengan perkembangan fisik, kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia, sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat lebih ditingkatkan.

4. Menurut Slamet Riyadi
Sekarang menurut Slamet Riyadi apa itu Ilmu Kesehatn Lingkungan itu, Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian integral dari ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan membina dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal.

5. Menurut H.J. Mukono
Menurut H.J. Mukono Ilmu Kesehatan Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara faktor kesehatan dan faktor lingkungan.

Nah itu lah Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Who Dan Para Ahli Lainnya  yang sudah saya singkat dan padatkan biar kalian cepat mudah mengerti iya.

Sekarang kalian sudah tau banyak kan tentang Ilmu Kesehatan Lingkungan itu ada yang menurut WHO dan juga ada menurut para pakar atau para ahli-ahli lainnya.

Terimakasih atas kunjungan dan sudah membaca artikel tentang Ilmu Kesehatan Lingkungan Menurut Who Dan Para Ahli Lainnya, semoga bermanfaat bagi anda.